NUSADAILYCOM - SURABAYA - Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat, memvaksin 2000 santrinya, sebagai sasaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada kalangan anak dan remaja. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, meninjau secara langsung vaksinasi kali ini. Pengasuh Ponpes Bumi Solawat, H. Ali Mashuri, tampak didampingi Bupati Sidoarjo yang juga putranya sendiri, Gus Ahmad Muhdlor Ali.
k9sX. Sidoarjo - Berpulangnya Presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie meninggalkan duka mendalam seluruh kalangan, termasuk para santri. Kalangan santri memandang BJ Habibie sebagai sosok yang layak Pendidikan Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo, Muhdor Ali, bagi kalangan santri, Habibie adalah cerminan ideal tentang kegigihan dalam menuntut ilmu. "Dunia santri ini kan dunia yang menuntut ilmu sampai akhir hayat, utlubul 'ilma minal mahdi ilal lahdi, atau dalam bahasa di ilmu kependidikan itu long life education. Apa yang dilakukan Pak Habibie sepanjang hidupnya mencerminkan itu. Jadi kita para santri harus meneladani beliau," ujar Muhdor kepada wartawan, Kamis 12/9/2019. Menurut Muhdor, sains dan teknologi kini mulai menjadi tradisi bagi para santri. Bahkan upaya mendekatkan sains dan teknologi dimulai sejak dari pendidikan dasar. Banyak santri pun menjadikan Habibie sebagai inspirator saat menuntut ilmu."Sampai-sampai kan di seluruh kalangan santri muncul istilah yang sangat terkenal, yaitu santri harus berhati Mekah, berotak Habibie. Visi keilmuan agama berpadu dengan visi sains serta teknologi, karena memang itu tak bisa dipertentangkan. Agama mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi," jelas Gus Muhdor, sapaan akrabnya."Buktinya, banyak ayat di Alquran yang memerintahkan umat Islam menggunakan akalnya untuk mencermati alam semesta. Artinya, kita dituntut mempelajari sains dan teknologi. Banyak ayat yang juga disertai pertanyaan afala ta'qilun atau afala tatafakkarun, yang artinya tidakkah kamu sekalian berpikir," imbuh putra KH Agoes Ali Masyhuri Gus Ali Gus Muhdor, dengan penguasaan sains dan teknologi, para santri bisa membantu masyarakat banyak serta memajukan daerah serta negara. "Kalau santri kan jelas cinta NKRI, jadi teknologi yang dikuasai pasti untuk kemaslahatan, bukan untuk merongrong negara," ujar alumnus Ponpes Lirboyo, Kediri, Ponpes Bumi Sholawat sendiri, ujar Gus Muhdor, sains dan teknologi diperkenalkan secara intens. Berbagai laboratorium berbasis teknologi ada di pesantren tersebut. Lomba sains antarsantri kerap digelar untuk memacu para santri menguasai teknologi."Dengan meneladani Pak Habibie, kami ke depan terus memperkuat tradisi sains dan teknologi di kalangan anak-anak muda Sidoarjo dan dari seluruh Indonesia yang mondok di sini. Semoga lahir Habibie-Habibie baru di pesantren dan komunitas pendidikan yang ada di Sidoarjo," ujar Gus Muhdor, yang juga alumnus Universitas Airlangga, Muhdor juga mengajak seluruh santri melakukan salat gaib serta bertahlil untuk Habibie. Di lingkungan pesantren juga dikibarkan bendera setengah tiang. "Kami juga sudah mengontak para wali santri untuk bersama-sama mengirimkan Al-Fatihah untuk Pak Habibie," video Siswa-siswi MAN 1 Kendari Salat Gaib untuk BJ Habibie[GambasVideo 20detik] fat/fat
SIDOARJO— Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo, Gus Muhdor Ali, meminta kalangan santri meneladani sosok almarhum presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie. Hal ini karena sosok beliau layak sebagai cerminan ideal tentang kegigihan dalam menuntut ilmu. "Dunia santri ini kan dunia yang menuntut ilmu sampai akhir hayat, uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi atau dalam bahasa di ilmu kependidikan itu long life education. Apa yang dilakukan Pak Habibie sepanjang hidupnya mencerminkan itu. Jadi kita para santri harus meneladani beliau," ujar dia di Sidoarjo, Kamis 12/9. Menurut Muhdor, sains dan teknologi kini mulai menjadi tradisi bagi para santri. Bahkan, upaya mendekatkan sains dan teknologi telah dimulai sejak dari pendidikan dasar. Banyak santri pun menjadikan Habibie sebagai inspirator saat menuntut ilmu. "Sampai-sampai di kalangan santri muncul istilah yang sangat terkenal, yaitu harus berhati Makkah, berotak Habibie. Visi keilmuan agama berpadu dengan visi sains serta teknologi, karena memang itu tak bisa dipertentangkan. Agama mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya. Buktinya, kata dia, banyak ayat di Alquran yang memerintahkan umat Islam menggunakan akalnya untuk mencermati alam semesta, artinya seseorang dituntut mempelajari sains dan teknologi. "Banyak ayat yang juga disertai pertanyaan afala ta'qilun atau afala tatafakkarun yang artinya tidakkah kamu sekalian berpikir," kata putra KH Agoes Ali Masyhuri Gus Ali tersebut. Menurut Gus Muhdor, dengan penguasaan sains dan teknologi, para santri bisa membantu masyarakat banyak serta memajukan daerah serta negara. "Kalau santri kan jelas cinta NKRI, jadi teknologi yang dikuasai pasti untuk kemaslahatan, bukan untuk merongrong negara," ujar alumnus Ponpes Lirboyo Kediri itu. Di Ponpes Bumi Sholawat, ujar Gus Muhdor, sains dan teknologi diperkenalkan secara intens. Berbagai laboratorium berbasis teknologi ada di pesantren tersebut. Lomba sains antarsantri kerap digelar untuk memacu para santri menguasai teknologi. Dengan meneladani Habibie, kata dia, pihaknya kedepan terus memperkuat tradisi sains dan teknologi di kalangan anak-anak muda Sidoarjo dan dari seluruh Indonesia yang belajar di pesantren tersebut. “Semoga lahir Habibie-Habibie baru di pesantren dan komunitas pendidikan yang ada di Sidoarjo," ujarnya. Gus Muhdor juga mengajak seluruh santri melakukan shalat gaib serta bertahlil untuk Habibie. Di lingkungan pesantren juga dikibarkan bendera setengah tiang."Kami juga sudah mengontak para wali santri untuk bersama-sama mengirimkan alfatihah kepada Pak Habibie," ujarnya. sumber AntaraBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
biaya pondok pesantren bumi sholawat sidoarjo 2019